Selasa, 29 Desember 2015
Pilihan Masa Kini, Menentukan Masa Depan
TAUFIQ HIDAYATULLAH
30 DESEMBER 2015
TERKADANG hidup ini kita sering menganggapnya sepele. Ya, di masa remaja terutama, seringkali pikiran itu yang selalu ada di benak kita. Padahal, hidup ini begitu keras, dan kita baru akan merasakannya ketika kita telah ditinggalkan oleh orang yang dijadikan penolong hidup kita. Seperti halnya penyesalan dari burung ini.
Ini adalah kisah yang dialami oleh sebuah keluarga burung. Si induk menetaskan beberapa telor menjadi burung-burung kecil yang indah dan sehat. Si induk pun sangat bahagia dan merawat mereka semua dengan penuh kasih sayang.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Burung-burung kecil ini pun mulai dapat bergerak lincah. Mereka mulai belajar mengepakkan sayap, mencari-cari makanan untuk kemudian mematuknya.
Dari beberapa anak burung ini tampaklah seekor burung kecil yang berbeda dengan saudaranya yang lain. Ia tampak pendiam dan tidak selincah saudara-saudaranya. Ketika saudara-saudaranya belajar terbang, ia memilih diam di sarang daripada lelah dan terjatuh. Ketika saudara-saudaranya berkejaran mencari makan, ia memilih diam dan menantikan belas kasihan saudaranya. Demikian hal ini terjadi seterusnya.
Saat sang induk mulai menjadi tua dan tak sanggup lagi berjuang untuk menghidupi anak-anaknya, si anak burung ini mulai merasa sedih. Seringkali ia melihat dari bawah saudara-saudaranya terbang tinggi di langit. Ketika saudara-saudarnya dengan lincah berpindah dari dahan satu ke dahan yang lain di pohon yang tinggi, ia harus puas hanya dengan berada di satu dahan yang rendah. Ia pun merasa sangat sedih.
Dalam kesedihannya, ia menemui induknya yang sudah tua dan berkata, “Ibu, aku merasa sangat sedih, mengapa aku tidak bisa terbang setinggi saudara-saudaraku yang lain, mengapa akau tidak bisa melompat-lompat di dahan yang tinggi aku hanya bisa berdiam di dahan yang rendah?”
Si induk pun merasa sedih dan dengan air mata ia berkata, “Anakku, engkau dilahirkan dengan sayap yang sempurna seperti saudaramu, tapi engkau memilih merangkak menjalani hidup ini sehingga sayapmu menjadi kerdil.”
Hidup adalah sebuah pilihan. Pilihan kita hari ini menentukan bagaimana hidup kita di masa depan. Kita memiliki kebebasan memilih tetapi setelah itu kita akan dikendalikan oleh pilihan kita. Jadi berpikirlah sebelum berbuat, sadari setiap konsekuensi dari pilihan yang kita buat. []
30 DESEMBER 2015
TERKADANG hidup ini kita sering menganggapnya sepele. Ya, di masa remaja terutama, seringkali pikiran itu yang selalu ada di benak kita. Padahal, hidup ini begitu keras, dan kita baru akan merasakannya ketika kita telah ditinggalkan oleh orang yang dijadikan penolong hidup kita. Seperti halnya penyesalan dari burung ini.
Ini adalah kisah yang dialami oleh sebuah keluarga burung. Si induk menetaskan beberapa telor menjadi burung-burung kecil yang indah dan sehat. Si induk pun sangat bahagia dan merawat mereka semua dengan penuh kasih sayang.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Burung-burung kecil ini pun mulai dapat bergerak lincah. Mereka mulai belajar mengepakkan sayap, mencari-cari makanan untuk kemudian mematuknya.
Dari beberapa anak burung ini tampaklah seekor burung kecil yang berbeda dengan saudaranya yang lain. Ia tampak pendiam dan tidak selincah saudara-saudaranya. Ketika saudara-saudaranya belajar terbang, ia memilih diam di sarang daripada lelah dan terjatuh. Ketika saudara-saudaranya berkejaran mencari makan, ia memilih diam dan menantikan belas kasihan saudaranya. Demikian hal ini terjadi seterusnya.
Saat sang induk mulai menjadi tua dan tak sanggup lagi berjuang untuk menghidupi anak-anaknya, si anak burung ini mulai merasa sedih. Seringkali ia melihat dari bawah saudara-saudaranya terbang tinggi di langit. Ketika saudara-saudarnya dengan lincah berpindah dari dahan satu ke dahan yang lain di pohon yang tinggi, ia harus puas hanya dengan berada di satu dahan yang rendah. Ia pun merasa sangat sedih.
Dalam kesedihannya, ia menemui induknya yang sudah tua dan berkata, “Ibu, aku merasa sangat sedih, mengapa aku tidak bisa terbang setinggi saudara-saudaraku yang lain, mengapa akau tidak bisa melompat-lompat di dahan yang tinggi aku hanya bisa berdiam di dahan yang rendah?”
Si induk pun merasa sedih dan dengan air mata ia berkata, “Anakku, engkau dilahirkan dengan sayap yang sempurna seperti saudaramu, tapi engkau memilih merangkak menjalani hidup ini sehingga sayapmu menjadi kerdil.”
Hidup adalah sebuah pilihan. Pilihan kita hari ini menentukan bagaimana hidup kita di masa depan. Kita memiliki kebebasan memilih tetapi setelah itu kita akan dikendalikan oleh pilihan kita. Jadi berpikirlah sebelum berbuat, sadari setiap konsekuensi dari pilihan yang kita buat. []
Minggu, 27 Desember 2015
Penyakit Ketika Hujan
SELAMAT PAGI
Penulis Artikel :
TAUFIQ HIDAYATULLAH
Senin, 28 Desember 2015
MUSIM hujan menjadi berkah tersendiri bagi warga Indonesia setelah lama mengalami kekeringan selama musim kemarau. Terutama bagi para petani yang menyambut musim hujan ini karena menjadi tanda bagi mereka untuk memulai masa cocok tanam.
Hujan adalah rahmat dari Allah SWT bagi seluruh makhluknya di bumi. Namun, musim hujan ini bukan hanya membawa kehidupan, jika turun dalam jumlah yang besar maka bukan mustahil bencana banjir akan melanda. Tak hanya itu, kelembaban yang tinggi dan suhu udara yang turun bisa mengundang banyak penyakit yang harus dicegah, di antaranya:
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyebab DBD adalah virus dengue dan menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Artinya DBD tidak bisa menular langsung dari seseorang ke orang lain tanpa perantara nyamuk tersebut. Nyamuk Aedes aegypti biasanya berkembang biak di daerah berpenduduk tinggi seperti di kota-kota besar yang memiliki iklim lembap dan hangat (Alodokter.com).
2.Leptospirosis
Penyakit ini mencapai puncaknya saat musim hujan atau banjir tiba. Saat itu, virus Leptospira sp dalam urine tikus menyebar lewat air dan masuk ke tubuh melalui kulit atau selaput lendir. Selanjutnya terjadi perbanyakan sehingga bakteri bisa menyebar ke berbagai jaringan tubuh, terutama ginjal dan hati.
3. Diare
Penyakit ini ditandai buang air besar cair berkali-kali ini disebabkan beberapa bakteri seperti Shigella dysentria, Salmonella Spp, Compylobacter jejui, Escherichia coli (E coli), dan Entamoeba histolytica.
4. Tifus
Penyakit ini ditandai dengan demam yang tinggi yang diakibatkan virus salmonella typhy. Virus ini bisa menyebar lewat lalat, makanan, atau minuman yang terkontaminasi oleh virus salmonella typhy.
5. Flu
Gejala-gejala flu yang biasa dirasakan penderita di antaranya adalah demam, sakit kepala, batuk-batuk, pegal-pegal, kehilangan nafsu makan, serta sakit tenggorokan. Gejala flu akan bertambah parah selama 2-4 hari sebelum akhirnya membaik dan sembuh.
Untuk menghindari hal tersebut baiknya kita mengonsumsi makanan bergizi dan memelihara kondisi tubuh agar sistem imunitas mampu melawan segala penyebab penyakit yang datang saat musim hujan tiba.
KESUWUN :) :)
Penulis Artikel :
TAUFIQ HIDAYATULLAH
Senin, 28 Desember 2015
MUSIM hujan menjadi berkah tersendiri bagi warga Indonesia setelah lama mengalami kekeringan selama musim kemarau. Terutama bagi para petani yang menyambut musim hujan ini karena menjadi tanda bagi mereka untuk memulai masa cocok tanam.
Hujan adalah rahmat dari Allah SWT bagi seluruh makhluknya di bumi. Namun, musim hujan ini bukan hanya membawa kehidupan, jika turun dalam jumlah yang besar maka bukan mustahil bencana banjir akan melanda. Tak hanya itu, kelembaban yang tinggi dan suhu udara yang turun bisa mengundang banyak penyakit yang harus dicegah, di antaranya:
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyebab DBD adalah virus dengue dan menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Artinya DBD tidak bisa menular langsung dari seseorang ke orang lain tanpa perantara nyamuk tersebut. Nyamuk Aedes aegypti biasanya berkembang biak di daerah berpenduduk tinggi seperti di kota-kota besar yang memiliki iklim lembap dan hangat (Alodokter.com).
2.Leptospirosis
Penyakit ini mencapai puncaknya saat musim hujan atau banjir tiba. Saat itu, virus Leptospira sp dalam urine tikus menyebar lewat air dan masuk ke tubuh melalui kulit atau selaput lendir. Selanjutnya terjadi perbanyakan sehingga bakteri bisa menyebar ke berbagai jaringan tubuh, terutama ginjal dan hati.
3. Diare
Penyakit ini ditandai buang air besar cair berkali-kali ini disebabkan beberapa bakteri seperti Shigella dysentria, Salmonella Spp, Compylobacter jejui, Escherichia coli (E coli), dan Entamoeba histolytica.
4. Tifus
Penyakit ini ditandai dengan demam yang tinggi yang diakibatkan virus salmonella typhy. Virus ini bisa menyebar lewat lalat, makanan, atau minuman yang terkontaminasi oleh virus salmonella typhy.
5. Flu
Gejala-gejala flu yang biasa dirasakan penderita di antaranya adalah demam, sakit kepala, batuk-batuk, pegal-pegal, kehilangan nafsu makan, serta sakit tenggorokan. Gejala flu akan bertambah parah selama 2-4 hari sebelum akhirnya membaik dan sembuh.
Untuk menghindari hal tersebut baiknya kita mengonsumsi makanan bergizi dan memelihara kondisi tubuh agar sistem imunitas mampu melawan segala penyebab penyakit yang datang saat musim hujan tiba.
KESUWUN :) :)
Bekerja di Bank, Bolehkah?
SISTEM ekonomi dalam Islam ditegakkan pada asas memerangi riba dan menganggapnya sebagai dosa besar yang dapat menghapuskan berkah dari individu dan masyarakat, bahkan dapat mendatangkan bencana di dunia dan di akhirat.
Hal ini telah disinyalir di dalam Al Qur’an dan As Sunnah serta telah disepakati oleh umat. Cukuplah kiranya jika Anda membaca firman Allah Ta’ala berikut ini:
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa,” (Al Baqarah: 276).
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketabuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu ..,” (Al Baqarah: 278-279).
Mengenai hal ini Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila zina dan riba telah merajalela di suatu negeri, berarti mereka telah menyediakan diri mereka untuk disiksa oleh Allah,” (HR Hakim).
Dalam peraturan dan tuntunannya Islam menyuruh umatnya agar memerangi kemaksiatan. Apabila tidak sanggup, minimal ia harus menahan diri agar perkataan maupun perbuatannya tidak terlibat dalam kemaksiatan itu.
Karena itu Islam mengharamkan semua bentuk kerja sama atas dosa dan permusuhan, dan menganggap setiap orang yang membantu kemaksiatan bersekutu dalam dosanya bersama pelakunya, baik pertolongan itu dalam bentuk moril ataupun materiil, perbuatan ataupun perkataan. Dalam sebuah hadits hasan, Rasulullah SAW bersabda mengenai kejahatan pembunuhan:
“Kalau penduduk langit dan penduduk bumi bersekutu dalam membunuh seorang mukmin, niscaya Allah akan membenamkan mereka dalam neraka,” (HR Tirmidzi).
Sedangkan tentang khamar beliau SAW bersabda:
“Allah melaknat khamar, peminumnya, penuangnya, pemerahnya, yang meminta diperahkan, pembawanya, dan yang dibawakannya.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)
Demikian juga terhadap praktek suap-menyuap:
“Rasulullah SAW melaknat orang yang menyuap, yang menerima suap, dan yang menjadi perantaranya,” (HR Ibnu Hibban dan Hakim).
Kemudian mengenai riba, Jabir bin Abdillah RA meriwayatkan:
“Rasulullah melaknat pemakan riba, yang memberimakan dengan hasil riba, dan dua orangyang menjadi saksinya. Dan beliau bersabda: ‘Mereka itu sama,” (HR Muslim).
Ibnu Mas’ud meriwayatkan:
“Rasulullah saw. melaknat orang yang makan riba dan yang memberi makan dari hasil riba, dua orang saksinya, dan penulisnya,” (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi).
Sementara itu, dalam riwayat lain disebutkan:
“Orang yang makan riba, orang yang memben makan dengan riba, dan dua orang saksinya jika mereka mengetahui hal itu, maka mereka itu dilaknat lewat lisan Nabi Muhammad SAW sehingga han kiamat,” (HR Nasa’i). [] BERSAMBUNG
Langganan:
Postingan (Atom)